Sedangkan konseling menurut Rogers (1942) adalah serangkai hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya. Dari pernataan tersebut mengenai Bimbingan dan Konseling maka kita dapat ambil hubungannya yaitu, Bimbingan dan Konseling sama-sama memiliki maksud dan tujuan untuk membantu. Lalu kata Bimbingan yang memiliki arti mendetail tentang membantu di lengkapi oleh kata Konseling yang lebih memfokuskan membantu dalam hal tertentu yaitu masalah sikap dan tingkah laku seseorang.
Seberapa penting peran BK dalam sebuah sekolah? Paradigma tentang peran BK dalam sekolah dapat dikelompokkan menadi empat kelompok, yaitu:
- Sekolah yang sadar betul peranan BK dalam pembangunan karakter peserta didik.
- Sekolah yang sadar pernanan penting BK dalam pembangunan karakter peserta didik tetapi tidak memiliki materi yang cukup dan tidak mendapat dorongan dari pemerintah.
- Sekolah yang menerapkan manajemen BK ‘jadul’ yaitu peran guru BK yang terkesan galak dan hanya menangani siswa yang bermasalah saja.
- Sekolah yang sama sekali belum memiliki manajemen BK.
Kalau kita lihat, sekolah bukan hanya masalah prestasi afektif dan psikomotor saja, tetapi sekolah juga bertanggung jawab untuk membentuk kepribadian siswa karena sebagai fungsinya yaitu mendidik peserta didik.
Saat ini sudah banyak sekolah yang menerapkan manajemen BK dan banyak yang sudah menyadari peran penting dari BK, untuk itu agar tidak terjadi kekurangan materi seperti paradigm kedua maka perlu diketahui landasan landasan dari Bimbingan dan Koseling. Diantaranya :
- Landasan Psikologis Bimbingan dan Konsling.
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu, dan beberapa kajian tentang psikologi ang harus diketahui konselor adalah sebagai berikut:
- Minat dan Motivasi
- Konflik dan Frustasi
- Sikap Pembawaan dan Lingkungan
- Perkembangan Individu
- Belajar
- Kepribadian
- Landasan Sosiologis
Terdapat beberapa factor yang ikut berpengaruh terhadap kerumitan keadaan masyarakat dimana individu tinggal (John J. Pietrofesa dkk., 1980; M. Surya & Rochman N., 1986; dan Rochman N., 1987), diantaranya :
1. Perubahan Konstelasi Keluarga
Ketidakberfungsian keluarga melahirkan dampak negatif bagi kahidupan moralitas anak hal ini berpengaruh terhadap sosiologis anak.
2. Perkembangan Pendidikan
Saat ini pendidikan menjadi hal yang wajib bagi semua orang, sudah tidak ada lagi alasan tidak sekolah karena kekurangan biaya, untuk itu menuntut untuk terjadinya perkembangan di bidang pendidikan. Sebelumnya telah diketahui bahwa pendidikan sangat mempengaruhi sosiologis anak.
3. Dunia Kerja
Berbagai perubahan dalam dunia kerja menuntut keahlian khusus dari para pekerja. Untuk itu dipersiapkan tenaga-tenaga yang terampil dan memiliki sikap mental yang tangguh dalam bekerja. Bimbingan dan konseling diperlukan untuk membantu menyiapkan mental para pekerja yang tangguh itu
4. Perkembangan Kota Metropolitan
Kecenderungan bertumbuhnya kota-kota abad ke-21 akan mendorong semakin meledaknya arus urbanisasi. Kondisi ini akan menimbulkan dampak sosial yang buruk bagi kehidupan masyarakat perkotaan. Kondisi kehidupan yang buruk bagi kehidupan masyarakat di perkotaan.
5. Perkembangan Komunikasi
Dampak media massa (terutama televisi) terhadap kehidupan manusia sangatlah besar.
6. Seksisme dan Rasisme
Seksisme merupakan paham yang mengunggulkan salah satu jenis kelamin dari jenis kelamin lainnya. Sementara rasisme merupakan paham yang mengunggulkan ras yang salah satu dari ras lainnya.
7. Kesehatan Mental
Karena maraknya masalah kesehatan mental sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga perusahaan dituntut untuk menyelenggarakan program layanan bimbingan dan konseling dalam upaya mengembangkan mental yang sehat, dan mencegah serta menyembuhkan mental yang tidak sehat.
8. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi yang sangat pesat kebutuhan pada mereka untuk meminta bantuan kepada orang lain atau badan yang berwenang untuk memecahkannya. Dan di sinilah kebutuhan akan bimbingan itu terasa sangat dibutuhkan.
9. Kondisi moral dan Keagamaan
Kebebasan untuk menganut agama sesuai dengan keyakina masing-masing individu menyebabkan seseoranng individu berpikir dan menilai setiap agama yang dianutnya terkadang penilaian tersebut dapat menimbulkan masalah karena ketidaktahuan individu dalam mendalami agamanya masing masing.
10. Kondisi Ekonomi
Perbedaan yang besar dalam faktor ekonomi di antara anggota kelompok campuran, menimbulkan masalah yang berat. Masalah ini terutama sangat dirasakan oleh individu yang berasal dari golongan ekonomi lemah, tidak mampu, atau golongan “rendahan”
- Landasan Pedagodis Bimbingan dan Konseling
Sunaryo kartadinata (2011: 23) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah upaya pedagogis untuk memfasilitasi perkembangan individu dari kondisi apa adanya kepada kondisi bagaimana seharusnya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap individu, sehingga bimbingan dan konseling adalah sebuah upaya normative. Artinya askan terdapat tujuan perubahan jika ditinjau dari landasan pedagogis BK, yaitu perubahan ke kondisi yang sesuai dengan apa yang seharusnya dimiliki siswa tersebut.
- Landasan Agama Bimbingan dan Konseling
Faktor agama tidak bisa kita kesampingkan bagi perkembangan BK, untuk itu landasan agama perlu dikaji untuk memperkaya materi agar konselor siap melaksanakan tugasnya jika ditempatkan di daerah yang masyarakatnya terdiri dari berbagai macam agama.
Landasan agama bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan dan konseling (Prayitno dan Erman Amti, 2003: 233). Pembahasan landasan religius ini, terkait dengan upaya mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling.
- Landasan Perkembangan IPTEK Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multidimensional yang menerima sumbangan besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi. Sehingga bimbingan dan konseling diharapkan semakin kokoh dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat.
Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia memang tidak sebagus disbanding Negara Negara maju, tetapi terlihat ada kemauan sekolah untuk menjadikan BK menjadi sesuatu yang penting dalam proses pendidikan di sekolahnya. Untuk itu peran guru BK harus lebih ditingkatkan kejelasannya jangan samapai peran yang vital dan penting yaitu membantu semua murid tanpa kecuali menjadi hilang. Karena sejatinya setiap manusia pasti memiliki masalah, disinilah peran guru BK membantu dan membimbing peserta didik agar memiliki sifat-sifat unggul seperti yang telah ada pada landasan Bimbingan dan Konseling.
0 komentar:
Posting Komentar